TUGAS
TATA CARA PEMBUATAN SKRIPSI
Oleh:
Alfian Maulana (2011130015) Jurusan:
Ilmu Politik, FISIP UMJ
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Bahasa Indonesia.
1)
Kutipan
Dari Tata Cara Menulis Skripsi
Kutipan yang di maksud diatas
adalah kutipan yang ada disebuah skripsi yang berupa tulisan dan kutipan
tersebut mengambil dari pendapat orang lain, tetapi harus didasari
kepustakaannya.
Contoh:
“Pengertian politik secara sempit, yaitu bidang politik
lebih banyak berkaitan dengan para pelaksana pemerintahan negara, lembaga –
lembaga tinggi negara,”,1
1 Budiardjo
Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik-Pengertian Politik,Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. 2002.
2)
Definisi,
Contoh & Membuat Catatan Kaki Foot Note –
I. Definisi & Pengertian Umum Catatan Kaki / Foot Note
Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya, seperti http:/ www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber tersebut.
II. Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
Sekarang kita akan mempelajari
pencantuman sumber kutipan pola konvensional. Cara pencantuman sumber kutipan
dengan menggunakan pola konvensional, yaitu menggunakan catatan kaki atau foot
note.
Perhatikan contoh penggunaan catatan
kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya
Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan
sumbernya pada catatan kaki.
III. Unsur Catatan Kaki :
1.
Nama >Nama depan balik kebelakang
2.
Judul Buku, di tulis miring
3.
Kota penerbit
4.
Penerbit
5.
Tahun Terbit
6.
Halaman Buku
Contoh :
Ilmu
dan Moral
Penalaran
otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya,
namun mereka itu curang dan serakah [1]
Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah
bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka
makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi,
lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah
malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak
masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja
dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah
Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan
keserakahan?[2]
Bagi penulis, penggunaan catatan
kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus
mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan
tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa
harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.
IV. Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
V. Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).
Perhatikan contoh berikut!
2.
Ratna Wilis Dahar,
Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3.
Nurhadi, Membaca
Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4.
Ibid., hal. 15
5.
Ratna Wilis Dahar,
op.cit., hal. 17
Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.
VI.
Penomeran.
1. Bagian
Awal, nomor halaman
ditulis dengan angka
romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah
(2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor
halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
2. Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka
latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab
di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
3. Bagian akhir,
nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan
merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
4. Nomor halaman ditempatkan 1,5 cm di sebelah kanan
atas, kecuali kalau ada judul atau bab.
Ibid (dari bahasa Latin, kependekan dari kata “ibidem” yang berarti “tempat yang sama”) adalah istilah yang digunakan pada catatan kaki atau referensi yang menunjukkan bahwa sumber yang digunakan tersebut telah dikutip juga pada catatan kaki sebelumnya. Hal seperti ini sama artinya juga dengan idem (yang berarti telah disebutkan sebelumnya atau sama) disingkai “Id.,” yang umum digunakan pada kutipan legal.
Contoh penggunaan ibid:
[1] Ferdian., “tindakan kecil orang-orang besar”, RumbiPress, 2010, hal.23
[2] Ibid
[3] Id. at 29.
Referensi dari catatan kaki no. 2 adalah sama dengan no. 1
(Ferdian, “tindakan kecil orang-orang besar” pada hal 23), sedangkan referensi no 3 menunjukkan sumber yang sama tetapi hal yang berbeda, halaman 29.
Sumber dari ibid adalah tepat pada no sebelumnya.
Selain ibid, juga dikenal bahasa kutipan lain yaitu Op.Cit (opere citato/kutipan sebelumnya yang telah diselangi oleh kutipan sumber lain) dan loc.cit (locere citato=kutipan yang telah disebutkan pada halaman/bab selanjutnya). Penggunaan loc.cit dan Op.Cit sekarang sudah jarang digunakan lagi.
Dalam metode kutipan Kate.L.Turabian (oxford) kutipan tersebut diganti dengan sebagian nama penulis, sebagian nama buku, dan halaman.
Contoh penggunaan Op.Cit:
1Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976), 111.
2Daniel Goleman, Emotional Intelligence. (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Bobby dePorter & Mike Hernacki, Quantum Bussiness, terj. Basyarah Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), 63-87.
4Rahardjo, Op.Cit., 125.
Contoh penggunaan lo.cit:
1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15.
2Suwandi, Loc.Cit
Tapi ada perbedaan mazhab catatan kaki antara Indonesia dan Barat. Sebagai perbandingan,
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Catatan_kaki
http://kharis90.wordpress.com/2008/11/07/catatan-kaki/
http://herumuawin.blogspot.com/2009/01/kutipan.html/
*Referensi
3)
PENULISAN
DAFTAR PUSTAKA :
1.
Ditulis berdasarkan urutan penunjukan
referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
2.
Ditulis menurut kutipan-kutipan
3.
Menggunakan nomor urut, jika tidak
dituliskan secara alfabetik
4.
Nama pengarang asing ditulis dengan
format : nama keluarga, nama depan.Nama pengarang Indonesia ditulis normal,
yaitu : nama depan + nama keluarga
5.
Gelar tidak perlu disebutkan.
6.
Setiap pustaka diketik dengan jarak
satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi
jarak dua spasi.
7.
Bila
terdapat lebih dari
tiga pengarang, cukup
ditulis pengarang pertama
saja dengan tambahan ‘et al’.
8.
Penulisan daftar pustaka tergantung
jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut : Nama Pengarang,
Judul karangan (digarisbawah
/ tebal /
miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun
Penerbitan.
9.
Tahun terbit disarankan minimal tahun
2000
4) PENULISAN TABEL :
1.
Judul tabel ditempatkan simetris di
atas tabel, tanpa diakhiri dengan titik.
2.
Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali kalau tidak mungkin diketik dalam
satu halaman. Pada halaman lanjutan
tabel dicantumkan nomor tabel
dan ditulis kata (lanjutan) tanpa judul.
3.
Kalau tabel dibuat memanjang kertas,
maka bagian atas tabel harus diletakkan disebelah kiri.
4.
Tabel diketik simetris.
5.
Tabel
yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.
Cara memasukkan tabel adalah Insert
Table. Atau dengan menekan menu Table Insert
Table. Dan diatur sesuai
dengan prosedur.
6.
Tabel atau
gambar diberi nomor
urut dengan angka
Romawi besar sesuai dengan nomor bab, bilamana perlu
diikuti dengan angka Arab yang dipisahkan dengan titik. Caranya dengan, klik kanan gambar caption.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar